Kamis, 02 Agustus 2012

Menulis itu?


Rasanya sudah hampir satu tahun, Saya tidak menulis… bukan karena malas tapi saya masih bingung apa yang akan saya tulis? Kata-kata apa yang ingin saya tafsirkan dalam sebuah kalimat? 
Diluar sana mingkin banyak penulis professional, mereka yang sudah memiliki bakat, keterampilan sehingga mereka bisa dengan mudah menuangkan apa yang dipikirkan menjadi sebuah kalimat yang indah untuk dibaca.

Kini saya mencoba untuk memulai kembali aktivitas ini, mungkin memang sulit karena saya harus mulai membiasakan diri untuk terlibat langsung kedalam apa yang akan saya tulis. 

Menulis adalah suatu komunikasi tidak langsung, dimana kita mencoba untuk menggambarkan apa yang ada dalam pikiran dan benak kita untuk dikomunikasikan dalam sebuah bahasa. Tujuannya banyak, salah satunya adalah agar apa yang kita tulis dapat dibaca oleh orang lain termasuk diri kita sendiri dikemudian hari. 

Dizaman sekarang budaya menulis sudah tidak tinggi, banyak mereka yang meremehkan untuk apa menulis toh apa yang kita tulis mungkin saja tidak akan ada manfaatnya untuk orang lain, timbulnya rasa malas karena sekarang sudah banyak buku-buku, e-book yang isinya mengenai apa yang kita inginkan. Bandingkan dengan zaman dahulu, orang-orang ingin mengetahui suatu isi buku, dan mereka bersusah payah untuk menulis dengan alasan agar kita mudah untuk mengingat kembali apa yang ditulis. 

Menulis yang baik, yang tepat dan sesuai dengan bahasa orang lain agar dapat diminati bahkan dimengerti oleh orang lain memang tidak mudah, pada awalnya Sayapun begitu, saya berfikir untuk apa menulis, Saya punya uang untuk membeli buku dan saya tinggal membacanya. Tapi seiring waktu dengan saya memiliki buku kemudian dibaca, saya piker dengan hanya membaca saja isi dari buku itu dapat melekat sehingga kita tidak perlu membaca lagi. Tapi ternyata dugaan saya meleset, saya baca berulang kalipun meskipun saya tau maknanya apa, tp ada yang kurang jika apa yang saya baca tidak bermanfaat untuk orang lain.

Dengan menulis, kita dapat berbagi ilmu meski lewat sebuah bahasa tulisan, hanya dengan menulis kita bisa tau sejauh mana kemampuan yang kita miliki, kita bisa mengukur sejauh mana bahasa yang ditafsirkan apakah jauh lebih baik, atau bahasa tulisan kita masih relative. 

Ada satu buku jurnalistik, mengatakan bahwa “menulis itu sama artinya kita melatih otak kiri, otak kanan dan emosi kita. Karena semua aktivitas menulis tidak hanya menuangkan kata-kata tidak hanya sekedar menyiapkan kemampuan intelektual dan wawasan, tapi stabilitas emosi itu penting. Dalam hal  ni tingkat kegembiraan, kenyamanan kita, semangat dan gairah, serta imajinasi yang muncul akan mempengaruhi bahasa tulisan yang kita tuangkan dalam menulis.”

Dan itu menjadi sebuah petunjuk untuk saya bahwa dengan menulis, saya bisa melakukan apa yang tidak dapat saya komunikasikan secara langsung kepada orang lain. saya berbagi pengetahuan tapi tidak secara langsung saya komunikasikan lewat menulislah saya dapat berkomunikasi dan membagikan pengetahuan untuk mereka, untuk saya sendiri.

Terima kasih, semoga ini awal, dan dapat membuat oranglain tergiur untuk mulai menulis apapun itu selagi kita masih bisa.