Rasanya sudah hampir
satu tahun, Saya tidak menulis… bukan karena malas tapi saya masih bingung apa
yang akan saya tulis? Kata-kata apa yang ingin saya tafsirkan dalam sebuah
kalimat?
Diluar sana mingkin banyak penulis professional, mereka yang sudah memiliki
bakat, keterampilan sehingga mereka bisa dengan mudah menuangkan apa yang
dipikirkan menjadi sebuah kalimat yang indah untuk dibaca.
Kini saya mencoba
untuk memulai kembali aktivitas ini, mungkin memang sulit karena saya harus
mulai membiasakan diri untuk terlibat langsung kedalam apa yang akan saya
tulis.
Menulis adalah suatu
komunikasi tidak langsung, dimana kita mencoba untuk menggambarkan apa yang ada
dalam pikiran dan benak kita untuk dikomunikasikan dalam sebuah bahasa.
Tujuannya banyak, salah satunya adalah agar apa yang kita tulis dapat dibaca
oleh orang lain termasuk diri kita sendiri dikemudian hari.
Dizaman sekarang
budaya menulis sudah tidak tinggi, banyak mereka yang meremehkan untuk apa
menulis toh apa yang kita tulis mungkin saja tidak akan ada manfaatnya untuk
orang lain, timbulnya rasa malas karena sekarang sudah banyak buku-buku, e-book
yang isinya mengenai apa yang kita inginkan. Bandingkan dengan zaman dahulu,
orang-orang ingin mengetahui suatu isi buku, dan mereka bersusah payah untuk
menulis dengan alasan agar kita mudah untuk mengingat kembali apa yang ditulis.
Menulis yang baik,
yang tepat dan sesuai dengan bahasa orang lain agar dapat diminati bahkan dimengerti oleh orang lain memang tidak
mudah, pada awalnya Sayapun begitu, saya berfikir untuk apa menulis, Saya punya
uang untuk membeli buku dan saya tinggal membacanya. Tapi seiring waktu dengan
saya memiliki buku kemudian dibaca, saya piker dengan hanya membaca saja isi
dari buku itu dapat melekat sehingga kita tidak perlu membaca lagi. Tapi
ternyata dugaan saya meleset, saya baca berulang kalipun meskipun saya tau
maknanya apa, tp ada yang kurang jika apa yang saya baca tidak bermanfaat untuk
orang lain.
Dengan
menulis, kita dapat berbagi ilmu meski lewat sebuah bahasa tulisan, hanya dengan
menulis kita bisa tau sejauh mana kemampuan yang kita miliki, kita bisa
mengukur sejauh mana bahasa yang ditafsirkan apakah jauh lebih baik, atau
bahasa tulisan kita masih relative.
Ada satu buku
jurnalistik, mengatakan bahwa “menulis itu sama artinya kita melatih
otak kiri, otak kanan dan emosi kita. Karena semua aktivitas menulis tidak
hanya menuangkan kata-kata tidak hanya sekedar menyiapkan kemampuan intelektual
dan wawasan, tapi stabilitas emosi itu penting. Dalam hal ni tingkat
kegembiraan, kenyamanan kita, semangat dan gairah, serta imajinasi yang muncul
akan mempengaruhi bahasa tulisan yang kita tuangkan dalam menulis.”
Dan itu menjadi
sebuah petunjuk untuk saya bahwa dengan menulis, saya bisa melakukan apa yang
tidak dapat saya komunikasikan secara langsung kepada orang lain. saya berbagi
pengetahuan tapi tidak secara langsung saya komunikasikan lewat menulislah saya
dapat berkomunikasi dan membagikan pengetahuan untuk mereka, untuk saya sendiri.
Terima kasih, semoga
ini awal, dan dapat membuat oranglain tergiur untuk mulai menulis apapun itu
selagi kita masih bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar